:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/761876/original/011250800_1415253622-j1.jpg)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan untuk mencapai kesejahteraan, maka rakyat tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, harus terorganisir. Termasuk petani Indonesia tidak bisa lagi membentuk gabungan kelompok tani (gapoktan), melainkan harus menjadi kelompok besar.
Salah satunya melalui pembentukan PT Mitra BumDes Bersama (MBB) di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dengan adanya badan usaha ini, diharapkan keuntungan petani akan lebih besar. Sebab menurutnya, keuntungan terbesar dari pertanian itu didapat bukan dari pra tanam atau saat menanam, tetapi yang paling banyak adalah di pasca panen.
"Bagaimana rendemen saat masuk ke rice milling unit ke penggilingan banyak yang rusak atau tidak di situ. Yang kedua, saat kita menjual beras itu, untungnya yang paling besar ada di situ. Jadi kalau petani itu masih berjualan gabah, sampai kapan pun saya percaya, sampai kapanpun tidak akan ada peningkatan kesejahteraan petani," kata Jokowi, Kamis (7/6/2018).
Melalui PT MBB ini, maka petani bisa menjual berasnya dalam bentuk kemasan. Selain itu, petani bisa memisahkan kualitas beras, sehingga beras yang dijual bisa menjadi kualitas medium hingga premium.
"Kemudian menjualnya juga tidak lewat tengkulak, tangan satu, tangan dua, tangan tiga, tangan empat tangan lima, rantai yang harus dilalui petani. Sehingga petani bisa berjualan beras, baru di situlah nanti petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak," imbuhnya.
"Mitra BumDes Bersama di Indramayu ini adalah sebuah contoh pertama yang akan saya ikuti, saya akan lihat selama enam bulan nanti ke depan. Kalau berjalan dengan baik, kita akan lakukan di seluruh tanah air," tutur Jokowi.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, jumlah penduduk orang miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang pada Maret 2017. Dirinci lebih dalam, jumlah penduduk miskin yang ada di kota pada Maret 2017 mencapai 10,67 juta orang. Sedangkan jumlah orang miskin di desa jauh lebih besar sebanyak 17,10 juta orang.
"Daerah pedesaan merupakan pusatnya orang miskin. Karena 51 persen orang miskin bekerja di sektor pertanian," kata Kepala BPS, Suhariyanto .
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3552801/komoditas-pangan-bakal-jadi-rebutan-berbagai-negara-di-duniaBagikan Berita Ini
0 Response to "Komoditas Pangan Bakal Jadi Rebutan Berbagai Negara di Dunia"
Post a Comment