:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1726414/original/064831900_1506926264-IMG-20170928-0035_1.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) memilih Norwegia sebagai mitra pembuatan Keramba Jaring Apung (KJA) lepas pantai atau offshore. Pembuatan fasilitas tersebut menelan biaya Rp 131,4 miliar.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto menjelaskan, KPP menggunakan teknologi dari Norwegia untuk membangun Keramba Jaring Apung Offshore karena teknologi tersebut sudah mendapat pengakuan dari dunia.
Norwegia sangat berpengalaman di sektor perikanan dan telah berhasi melakukan budidaya perikanan di tengah laut. Selain itu teknologi yang dimilikinya menjadi acuan standar internasional.
"Kami menggunakan teknologi dari Norwegia. Norwegia adalah the best untuk teknologi salmon. Kami belajar ke Norwegia," kata Slamet, di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Peran Norwegia dalam membangun Keramba Jaring Apung Offshore tidak hanya sebatas pengadaan teknologi saja, tetapi memberikan rekomendasi penentuan letak Keramba Jaring Apung dan pembuatannya disesuaikan dengan kondisi alam di lokasi pembangun.
Norwegia juga berperan dalam manajemen budidaya, dari penebaran benih hingga proses panen ikan. Meski begitu, tenaga kerja lokal tetap digunakan dalam proyek percontohan ini.
"Pembangunan Keramba Jaring Apung ini menggunakan teknologi tinggi, kita pasang monitor untuk memantau ikan sehat atau tidak, kita bisa setting outomatic fedder berapa lama penyeprotan pakannya, kita buat sistem, kemudian panen otomatis fish pump karena ini industri dalam 4 jam bisa sampai daratan, kemudian kapal kerja tugasnya membersihkan jaring-jaring," paparnya.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3492218/ketimbang-produk-dalam-negeri-menteri-susi-pilih-keramba-buatan-norwegiaBagikan Berita Ini
0 Response to "Ketimbang Produk Dalam Negeri, Menteri Susi Pilih Keramba Buatan Norwegia"
Post a Comment