IHSG kemudian naik ke titik tertingginya di level 6.238,26 (+0,47% dibandingkan penutupan perdagangan hari Jumat, 10/5/2019).
Pada pukul 15:32 WIB, IHSG anjlok sebesar 1% ke level 6.147,16. IHSG berada di level terlemahnya sepanjang tahun 2019.
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan melemah: indeks Nikkei jatuh 0,72%, indeks Shanghai melemah 1,21%, indeks Straits Times ambruk 1,32%, dan indeks Kospi terpangkas 1,38%. Sementara itu, perdagangan di bursa saham Hong Kong diliburkan seiring dengan peringatan hari kelahiran Buddha.
Investor asing memegang peranan penting dalam membuat IHSG jatuh. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 484 triliun di pasar saham Indonesia. Sebagai informasi, sepanjang pekan lalu investor asing telah membukukan jual bersih senilai Rp 3,04 triliun.
Saham-saham yang banyak dilego investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 77,9 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 51 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 50,2 miliar), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 46 miliar), dan PT Media Nusantara Citra Tbk/MNCN (Rp 43,6 miliar).
Pelemahan rupiah yang terus bertambah dalam membuat investor asing tak memiliki pilihan lain selain melakukan aksi jual. Dibuka melemah 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.330/dolar AS, pelemahan rupiah sudah mencapai 0,8% pada sore hari ini ke level Rp 14.435/dolar AS.
Kala rupiah melemah dengan signifikan, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerguian kurs sehingga wajar jika aksi jual dilakukan di pasar saham tanah air.
Rupiah tak melemah sendirian pada hari ini. Mayoritas mata uang negara-negara Asia juga sedang melemah di hadapan dolar AS. Greenback selaku safe haven menjadi incaran investor seiring dengan eskalasi perang dagang AS-China.
Pada hari Jumat, AS resmi menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari 10% menjadi 25%. Lebih lanjut, Presiden AS Donald Trump diketahui sudah memerintahkan Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer untuk memulai proses guna mengenakan bea masuk senilai 25% bagi produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang hingga kini belum terdampak oleh perang dagang.
Hal ini dilakukan AS di tengah-tengah negosiasi dagang dengan China di Washington. Dalam negosiasi yang berlangsung selama 2 hari tersebut (9-10 Mei), delegasi AS dipimpin oleh Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China dikomandoi oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.
Hasilnya bisa ditebak, kedua negara gagal meneken kesepakatan dagang. Liu He menyebut bahwa ada 3 perbedaan mendasar yang membuat kesepakatan dagang belum bisa diteken.
Seperti dilansir dari Reuters, salah satu perbedaan yang dimaksud adalah terkait dengan pengenaan bea masuk. China berpendapat bahwa jika kedua belah pihak ingin meneken kesepakatan, maka seluruh bea masuk harus dihapuskan.
Perbedaan kedua adalah terkait dengan volume pembelian barang-barang AS oleh China, sementara yang ketiga adalah terkait dengan bahasa yang akan digunakan dalam teks kesepakatan dagang kedua negara.
"Setiap negara memiliki martabatnya sendiri, jadi teksnya harus berimbang," papar Liu He, dilansir dari Reuters.
Merespons tindakan AS yang justru menaikkan bea masuk atas produk impor asal China, Liu He mengatakan bahwa pihaknya secara tegas menolak kenaikan bea masuk tersebut dan pihaknya tak punya pilihan lain selain membalas, dilansir dari Reuters. (ank)
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190513153557-17-72131/asing-kabur-rp-484-t-ihsg-anjlok-terendah-sepanjang-2019
2019-05-13 08:45:11Z
52781605353075
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Market Asing Kabur Rp 484 T, IHSG Anjlok & Terendah Sepanjang 2019 13 May 2019 15 - CNBC Indonesia"
Post a Comment