:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1522107/original/007533400_1488276145-Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar4.jpg)
Selain itu, BI mengungkapkan defisit transaksi berjalan meningkat pada kuartal II 2018. Defisit transaksi berjalan tercatat USD 8,0 miliar (3,0 persen PDB) pada kuartal II 2018.
"Lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya sebesar 5,7 miliar dolar AS (2,2 persen PDB)," kata Perry.
Perry mengatakan, hingga semester I 2018, defisit transaksi berjalan masih berada dalam batas yang aman, yaitu 2,6 persen terhadap PDB.
Adapun peningkatan defisit transaksi berjalan dipengaruhi oleh tingginya kenaikan impor baik bahan baku, barang modal dan barang konsumsi sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik, yang melebihi dari kenaikan ekspor.
"Surplus transaksi modal dan finansial meningkat pada triwulan II 2018 dengan mencatat surplus 4,0 miliar dolar AS, lebih besar dari 2,4 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya," ujar dia.
Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia cukup tinggi pada akhir Juli 2018 sebesar 118,3 miliar dolar AS atau setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ke depan, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan akan tetap baik dengan defisit transaksi berjalan yang dalam batas yang aman dan dapat menopang ketahanan sektor eksternal.
"Di samping pengendalian sisi permintaan termasuk melalui kebijakan moneter, penurunan defisit transaksi berjalan juga didukung oleh langkah-langkah Pemerintah dalam mendorong ekspor dan pariwisata serta untuk mengendalikan impor, termasuk penundaan proyek-proyek yang mempunyai kandungan impor yang tinggi," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Industri kelapa sawit, merupakan komiditi yang menjanjikan di Indonesia.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Susut hingga 3,94 Persen Sepanjang Kuartal II 2018"
Post a Comment