:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1058245/original/048056300_1447759487-20151117-Bank-BI-AY-2.jpg)
Sebelumnya, ekonom Bank Mandiri, Anton H. Gunawan prediksi Bank Indonesia (BI) akan menaikan suku bunga 7 days repo rate naik 25 basis poin (bps) ke ke 4,50 persen pada pertemuan pertengahan Mei 2018. Kenaikan suku bunga acuan BI perlu dilakukan untuk menjaga nilai tukar rupiah.
"Kita pikir ini (tekanan global) baru terjadi di kuartal IV/2018. Kalau tekanan rupiah besar naikin. Jadi kita ubah perkiraan ke hari ini, itu yang kita lihat 25 bps (kenaikan suku bunga)," ujar dia ketika menyampaikan 'Indonesia Economic and Market Outlook Q2-2018' oleh Mandiri Group, di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Dia menjelaskan, rencana kenaikan suku bunga the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) berdampak pada pergeseran modal investor global yang menanamkan modalnya di negara emerging market, termasuk Indonesia.
"Investor global sedang lakukan pergeseran dana yang ditanam ke emerging market. Mereka mencari pasar (dengan tingkat risiko lebih rendah). Mereka akan memilah negara mana di emerging market yang agak berisiko," kata dia.
Oleh karena itu, suku bunga acuan naik perlu dilakukan untuk memberikan gambaran yang baik terhadap investor akan kondisi ekonomi Indonesia.
"Lebih kepada memberikan sinyal bahwa faktor risikonya diperkecil supaya jangan sampai menambah yang enggak perlu ke investor. Jangan sampai muncul risiko yang mengganggu view Indonesia. Kurangilah risiko itu," ujar dia.
Anton pun prediksi BI menaikan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada 2018. BI diprediksi kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada kuartal III 2018.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Beredar Hoax soal Rupiah, Ini Penjelasan Bank Indonesia
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Suku Bunga Acuan BI Naik jadi 4,50 Persen"
Post a Comment