:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/829368/original/025186800_1426495077-Ilustrasi-Rupiah-Turun-150416.jpg)
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengimbau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli dolar AS (USD) sesuai kebutuhan. Hal tersebut untuk menghindari pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin tajam terhadap mata uang negara paman Sam tersebut.
Agus juga meminta, BUMN mempertimbangkan keputusan jika akan melakukan pembayaran kewajiban. "Mungkin kewajibannya baru jatuh tempo di September, November atau Desember. Jika begitu, tidak perlu mengadakan valuta asingnya sekarang. Itu semua kita berkoordinasi," ujarnya di Kantor BI, Jakarta, Jumat (27/4).
Pemenuhan kebutuhan dolar AS tersebut telah dikoordinasikan kepada pemerintah. Selain itu bank sentral juga mengimbau BUMN, tidak melakukan pembelian dolar AS di pasar spot dalam jumlah besar jika ingin memenuhi kebutuhan likuiditas.
"Dengan pemerintah, yang kita lakukan adalah untuk meyakinkan perusahaan BUMN, apabila ada kebutuhan valuta asing (valas) tidak semuanya kemudian masuk ke pasar untuk beli di spot kebutuhan valasnya," jelasnya.
Agus menambahkan, koordinasi dengan pemerintah dan korporasi BUMN beserta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejauh ini berjalan baik.
Bank Indonesia juga terus mengingatkan BUMN untuk meningkatkan lindung nilai (hedging) dalam transaksi dan kewajiban valas agar terhindar dari kerugian yang diakibatkan selisih kurs.
"Di BUMN sudah ada peraturan menteri BUMN perihal lindung nilai yang taat azas dan efisien. Kondisi nilai tukar rupiah yang dinamis ini bisa memberikan tekanan yang memberikan risiko kepada BUMN," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Rupiah Sentuh 14.000 per dolar AS, Money Changer Diserbu
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Loyo, 2 BUMN Ini Agresif Pacu Ekspor"
Post a Comment